LAPORAN
RESMI
Percobaan
Status Gizi dan Pengukuran Perkembangan Motorik Anak Usia 4-5 Tahun (BALITA)
Menggunakan DDST (Development Denver
Screening Test)
Sebagai
Pemenuhan Tugas Observasi Praktikum Dasar-dasar Ilmu Gizi
Disusun
Oleh :
Ketua : Eka Putri Kurniatiningsih (201010070311035)
Anggota :
1. Siti
Maslahah (201010070311006)
2. Helda
Febriana Madyaluha (201010070311011)
3. Dharna
Dwi Wulan F. (201010070311018)
4. Anggir
Retno Y. D (201010070311025)
5. Wahyu
Lugas Wydy P. (201010070311030)
LABORATORIUM
BIOLOGI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
MALANG
2011
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada
saya sehingga dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini.
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena itu saya mengharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk menyempurnakannya.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada
kesalahan dalam penulisan, saya mohon maaf. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih.
Malang, 18 Mei 2011
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Kebutuhan dasar seorang anak adalah asah (kebutuhan akan
stimulasi mental dini), asih (kebutuhan emosianal), dan asuh (kebutuhan
biomedis). Ketiga kebutuhan dasar anak tersebut seharusnya terpenuhi sehingga
anak akan tumbuh sesuai dengan tugas perkembangannya. Karena bila anak
mengalami keterlambatan pada salah satu tugas perkembangan, maka akan
mempengaruhi tugas perkembangan berikutnya. Hal ini akan menyebabkan gangguan
psikologis, yaitu kurangnya kepercayaan diri pada diri anak. Maka orang tua
atau orang dewasa yang ada di sekitar anak (termasuk guru) berkewajiban
memperhatikan dan memenuhi kebutuhan dasar anak tersebut.
Kenyataannya adalah, tidak semua orang tua maupun guru
memperhatikan ketiga kebutuhan tersebut. Mereka tidak memperhatikan karakter anak yang jauh berbeda dengan orang
dewasa. Anak lebih cenderung diperlakukan seperti orang dewasa. Diberi tugas
yang banyak sehingga anak menjadi stress. Dengan alasan membuat anak menjadi
cerdas, mereka mencekoki anak dengan banyak tugas seperti orang dewasa. Mereka lupa bahwa tumbuh kembang anak
(termasuk anak TK) tidak sama dengan orang dewasa. Mereka memiliki karakter
yang unik dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
Seharusnyalah anak
diperlakukan atau distimulasi sesuai karakternya dan gaya belajarnya, dan juga pemberian gizi seimbang sehingga anak tumbuh dan berkembang
sesuai dengan perkembangannya. Tentu saja dengan tidak mengesampingkan tiga
macam kebutuhan anak seperti diungkap sebelumnya. Ketiga kebutuhan yang sangat
penting tersebut memang harus terpenuhi semuanya. Namun, yang akan dibicarakan
saat ini adalah kebutuhan asah (kebutuhan akan stimulasi mental dini) anak dan status kecukupan gizinya. Kebutuhan ini
berhubungan dengan cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan
yang diberikan sedini dan sesuai mungkin. Terutama pada usia 4-5 tahun sehingga akan
terwujud etika, kepribadian yang mantap, arif, dengan kecerdasan, kemandirian,
keterampilan dan produktivitas yang baik. Untuk mewujudkan hal itu, seperti
telah diungkap di atas, harus ada kesesuaian antara perlakuan atau stimulasi
yang diberikan dengan karakter anak dan gaya belajarnya.
1.2 Rumusan
masalah
1.
Apakah tumbuh
kembang itu?
2.
Bagaimana men-stimulasi tumbuh
kembang anak usia 4-5 tahun agar menjadi maksimal?
3. Bagaimana mengetahui status gizi pada anak
(balita) umur 4-5 tahun?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui
tumbuh kembang pada anak (balita) umur 4-5 tahun.
2.
Mengetahui
perkembangan motorik pada anak (balita) umur 4-5 tahun.
3.
Menghitung
status gizi pada anak (balita) umur 4-5 tahun.
1.4
Manfaat
1. Mengetahui status gizi anak pada umur 4-5 tahun.
2. Dapat menerapkan perbaikan gizi pada anak usia 4-5
tahun yang mengalami gizi kurang
BAB II
Dasar
Teori
Bila berbicara tentang tumbuh kembang, kita akan ingat betapa
kita dulu adalah bayi baru lahir yang tidak mandiri. Kita mengalami pertumbuhan
dan perkembangan sehingga bisa mandiri dan menjadi seperti sekarang. Namun,
apakah sebenarnya tumbuh kembang itu? Secara harfiah, menurut Albert, dkk
(2002) dalam tim wikipedia (2008), pertumbuhan merupakan proses pertambahan
ukuran (volume, massa, atau dimensi tertentu) yang berlangsung di dalam
organism, sedangkan
perkembangan adalah suksesi dari perubahan yang berlangsung di dalam organisme.
Pendapat tersebut senada dengan pendapat Ns. Anisah Ardiana (2007) yang
mengatakan bahwa pertumbuhan meliputi perubahan fisik, peningkatan jumlah sel,
perubahan ukuran, kuantitatif, tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi,
dan pola bervariasi. Sedangkan perkembangan meliputi perubahan kualitatif,
maturation, sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan fisik, sedangkan perkembangan
adalah perubahan mental / kematangan / kedewasaan. Sehingga pada dasarnya, menurut Suriviana (2008),
pertumbuhan (growth) berkaitan dengan dengan masalah perubahan dalam ukuran
fisik seseorang. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan
pematangan dan penambahan kemampuan (skill) fungsi organ atau individu.
Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Suriviana (2008) kemudian memaparkan bahwa proses
tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling
terkait, yaitu: faktor genetik/keturunan, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial
dan perilaku. Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil
akhir yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak. Penilaian terhadap
pertumbuhan seorang anak dapat dinilai melalui beberapa cara penilaian melalui pemeriksaan
fisik atau klinikal, pemeriksaan antropometri (membandingkan tinggi badan
terhadap umur, berat badan terhadap umur, lingkaran kepala terhadap umur,
lingkar lengan atas terhadap umur), contohnya KMS (kartu menuju sehat)
yang membandingkan berat badan terhadap umur, pemeriksaan radiologis,
laboratorium, dan analisa diet.
Ciri-ciri tumbuh kembang itu sendiri menurut Ns. Anisah
Ardiana (2007) meliputi perubahan dalam aspek fisik dan psikis, perubahan dalam
proporsi, lenyapnya tanda-tanda yang lama dan diperoleh tanda-tanda yang baru.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang menurut Ns. Anisah
Ardiana (2007), faktor genetik dan faktor eksternal/lingkungan (keluarga,
kelompok teman sebaya, pengalaman hidup, kesehatan, dan lingkungan tempat
tinggal). Namun Suriviana (2008) hanya mengungkapkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan saja, yaitu heredo konstitusional (tergantung ras,
genetik, jenis kelamin, dan kelainan bawaan), faktor hormonal (insulin ,
tiroid, hormon sex dan steroid), serta faktor lingkungan selama dan sesudah
lahir (gizi, trauma, sosio-ekonomi, iklim, aktivitas fisik, penyakit, dll).
Dengan melihat pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa
tumbuh kembang merupakan perubahan yang terjadi pada seorang individu baik
secara fisik maupun mental (nature maupun mature).
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1 Alat dan Bahan
·
Bola sebanyak 3 buah
·
Alat tulis
·
Kertas
·
Tabel rujukan pengukuran status
gizi (standar antropometri WHO-NCHS)
Ø Cara Kerja
a) Mengetahui tanggal lahir balita untuk
diketahui umur balita
b) Mengetahui Berat Badan,Tinggi Badan balita dan jenis kelamin.
c) Menentukan nilai Z-score
d) Melihat nilai median BB dan SD berdasarkan
jenis kelamin dan umur
e) Apabila nilai BB riil lebih kecil dari BB
median maka nilai SD yang digunakan adalah ”SD Low” dengan rumus Z-score:
Z-score = NILAI BB RIIL –
NILAI BB MEDIAN
SD LOWER
f) Apabila nilai BB riil lebih besar dari BB
median maka nilai SD yang digunakan adalah “SD Up” dengan rumus Z-score:
Z-score = NILAI BB
RIIL – NILAI BB MEDIAN
SD UPPER
g) Rumus Z-score di atas juga dapatdigunakan pada TB/U atau
TB/BB
h) Kemudianmemasukkan pada kurvaatautabel
Z-score termasuk pada status gizilebih, gizibaik, gizikurang, dan
giziburuk.
Klasifikasi Status gizi berdasarkan nilai
Z-score:
Status gizi
|
Indeks
|
||
BB/U
|
TB/U
|
BB/TB
|
|
Gizi lebih
|
>
2
|
>+ 2
|
> + 2
|
Gizi baik
|
- 2
s/d + 2
|
- 2
s/d + 2
|
- 2
s/d + 2
|
Gizi kurang
|
- 3
s/d < - 2
|
- 3
s/d < - 2
|
- 3
s/d < - 2
|
Gizi buruk
|
< - 3
|
< - 3
|
< - 3
|
Sumber:DepKes. 2006. Standar baku
antropometri WHO-NCHS
Menarik garis vertikal pada
lembar DDST sesuai dengan umur balita yang memotong tugas-tugas perkembangan
motorik.
Tugas-tugas
perkembangan motorik menurut umur:
Umur
(Bln)
|
Motorik
kasar
|
Motorik
halus
|
48
|
§ Berdiri pada 1 kaki selama 5 detik
§ Lompat pada 1 kaki
§ Berjalan pada tumit-jari kaki (2)
§ Menangkap bola 2 dari 3 (3)
§ Berdiri pada 1 kaki selama 10 detik
§ Berjalan mundur pada tumit jari-kaki (4)
|
§
Membedakan garis lebih panjang ( 3 dari 3 atau 5
dari 6 (5)
§ Megikuti membuat + (6)
§ Menggambar orang 3 bagian (7)
§ Mengikuti membuat
( persegi )
|
60
|
§ Berjalan pada tumit-jaru kaki (2)
§ Menangkap bola 2 dari 3 (3)
§ Berdiri pada 1 kaki selama 10 detik
§ Berjalan mundur pada tumit-jari kaki (4)
|
§ Menggambar orang 3 bagian (7)
§ Megikuti membuat (persegi)
§ Menirukan (8)
§ Menggambar orang 6 bagian (7)
|
Keterangan :
1. Mencoba anak untuk tersenyum
dengan tersenyum, berbicara, atau melambaikan tangan kepadanya. Jangan menyentuh anak.
2. Menyuruh anak berjalan ke depan tumit berjarak 1 inci (21/2 cm )
3. Melemparkan bola kepada anak yang berdiri 3 kaki jauhnya dari
penguji.Anak menerima bola dengan tangan bukan dengan lengan, 2 dari 3
percobaan.
4. Menyuruh anak berjalan mundur jempol kaki berjarak 1 inci dari
tumit.Penguji boleh memberi contoh.Anak harus langkah berturut – turut.2 dari 3
percobaan.
5. 
Garis mana yang lebih panjang. Putarlah kertas
terbalik dan ulangi (3/3 dan 5/6)


![]() |
6.
Lulus,
asal garis menyilang +
7.
Waktu menilai,setiap pasang ( 2
tangan,2 kaki, dan seterusnya ) hitunglah sebagi satu bagian
8. Biarkan anak mencoba sendiri. Jika tidak
berhasil, berilah
contoh.

i)
Apabila balita gagal
mengerjakan tugas perkembangan motorik,berarti balita mengalami keterlambatan.
j)
Penilaian
akhir status perkembangan motorik dikategorikan menjadi 2, yaitu tercapai
apabila batita dapat melakukan kegiatan perkembangan motorik sebelum dan pada
batas garis usia batita, meskipun memiliki 1 keterlambatan dan tidak
tercapai apabila batita tidak dapat melakukan kegiatan perkembangan motorik
sebelum dan pada batas garis usia, memiliki lebih dari 2 keterlambatan.
3.2 Data Pengamatan
1.Abdul Hakim Romdoni
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Umur : 60
bulan
Tanggal lahir : 15 Mei 2006
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
Berjalan
pada tumit-jari kaki (Lulus)
|
Menggambar
orang 3 bagiab (Lulus)
|
Menangkap
bola 2 dari 3 (Lulus)
|
Mengikuti
membuat (persegi) (Lulus)
|
Berdiri
pada 1 kaki selama 10 detik (Lulus)
|
Menirukan
(Lulus)
|
Berjalan Mundur pada
tumit –jari kaki (Lulus)
|
Menggambar
orang 6 bagian (Lulus)
|
2.Azahra Miftahul Rodiyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60
bulan
Tanggal lahir : 15 Mei 2006
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
Berjalan
pada tumit-jari kaki (Lulus)
|
Menggambar
orang 3 bagiab (Lulus)
|
Menangkap
bola 2 dari 3 (Lulus)
|
Mengikuti
membuat (persegi) (Lulus)
|
Berdiri
pada 1 kaki selama 10 detik (Lulus)
|
Menirukan
(Lulus)
|
Berjalan Mundur pada
tumit –jari kaki (Lulus)
|
Menggambar
orang 6 bagian (Lulus)
|
3.Novita Anggraini
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60
bulan
Tanggal lahir : 31 April 2006
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
Berjalan
pada tumit-jari kaki (Lulus)
|
Menggambar
orang 3 bagiab (Lulus)
|
Menangkap
bola 2 dari 3 (Lulus)
|
Mengikuti
membuat (persegi) (Lulus)
|
Berdiri
pada 1 kaki selama 10 detik (Lulus)
|
Menirukan
(Lulus)
|
Berjalan Mundur pada
tumit –jari kaki (Lulus)
|
Menggambar
orang 6 bagian (Lulus)
|
4.Diva Meisya R.
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60
bulan
Tanggal lahir : 08 Mei 2006
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
Berjalan
pada tumit-jari kaki (Lulus)
|
Menggambar
orang 3 bagiab (Lulus)
|
Menangkap
bola 2 dari 3 (Lulus)
|
Mengikuti
membuat (persegi) (Lulus)
|
Berdiri
pada 1 kaki selama 10 detik (Lulus)
|
Menirukan
(Lulus)
|
Berjalan Mundur pada
tumit –jari kaki (Lulus)
|
Menggambar
orang 6 bagian (Lulus)
|
5.Mario Dwi Permana
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 48
bulan
Tanggal lahir : 08 Mei 2006
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
Berdiri
pada 1 kaki selama 5 detik (Lulus)
|
Membedakan garis lebih
panjang 3 dari 3 (Lulus)
|
Lompat
pada 1 kaki (Lulus)
|
Mengikuti membuat +
(Lulus)
|
Berjalan pada tumit
jari-kaki (Lulus)
|
Menggambar orang 3
bagian (Lulus)
|
Menangkap bola 2 dari 3
(Tidak Lulus)
|
Mengikuti membuat (persegi)
(Lulus)
|
Berdiri pada 1 kaki
selama 10 detik (Lulus)
|
|
Berjalan mundur pada
tumit jari-kaki (Lulus)
|
3.3 Perhitungan
Berdasarkanhasilobservasidapatdiperoleh
data sebagaiberikut:
Data AnakUsia4-5Tahun
Nama
|
TanggalLahir
|
Usia
|
Berat Badan
|
TinggiBadan
|
Abdul Hakim Romdoni
|
15 Mei
2006
|
60 bulan
|
16 kg
|
104 cm
|
Azahra Miftahul R.
|
15 Mei
2006
|
60 bulan
|
19 kg
|
98 cm
|
Novita Anggraini
|
31April 2006
|
60 bulan
|
16 kg
|
110 cm
|
Diva Meisya P.
|
08 Mei 2006
|
60 bulan
|
14 kg
|
98 cm
|
Mario Dwi Permana
|
27Mei 2007
|
48 bulan
|
15 kg
|
92 cm
|
Perhitungan status
gizianakusia4-5tahun.
6.Abdul Hakim Romdoni
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Umur : 60
bulan
TB : 104 cm
BB : 16 kg
a. BB / U
Z-score = BB rill - median
SD Low
= 16 – 18,3
14,1 – 12,4
= -1,3( gizi buruk)
b. TB / U
Z-score =TB rill - median
SD Low
= 104 –110,0
100,7 – 96,1
= -1,3 (gizi
buruk)
c. BB / TB
Z-score = BB rill - median
SD Low
= 16
– 16,5
14,0 – 13,0
=
-0,5 (gizi buruk)
2. Azahra Miftahul
R.
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60
bulan
TB : 98 cm
BB : 19 kg
a. BB / U
Z-score = BB rill - median
SD Upper
= 19 – 15,8
29,5 – 24,9
= -0,06 ( gizi buruk)
b. TB / U
Z-score =TB rill - median
SD Low
= 98 –109,4
99,9 – 95,5
= -2,5 (gizi kurang)
c. BB / TB
Z-score = BB rill - median
SD Upper
= 19
– 14,7
12,3 –11,3
=
4,3 (gizi lebih)
3.Novita Anggraini
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60
bulan
TB : 110 cm
BB : 16 kg
a.
BB /
U
Z-score = BB rill - median
SD Low
= 16 – 18,2
13,7 – 12,1
= -1,3 ( gizi buruk)
b. TB / U
Z-score =TB rill - median
SD Upper
= 110 –109,4
123,7 – 118,9
=0,1 (gizi baik)
c. BB / TB
Z-score = BB rill - median
SD Low
= 16
– 18,6
15,5 – 14,2
=
-2 (gizi baik)
4.Diva Meisya P
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60
bulan
TB : 98 cm
BB : 14 kg
a.
BB /
U
Z-score = BB rill - median
SD Low
= 14 – 18,2
13,7 – 12,1
= -2,6 ( gizi baik)
b. TB / U
Z-score =TB rill - median
SD Low
= 98 –109,4
123,7 – 118,9
=-2,3(gizi baik)
c. BB / TB
Z-score = BB rill - median
SD Low
= 14
– 14,7
12,3 – 11,3
=
0,7 (gizi baik)
5.Mario Dwi
Permana
Jenis Kelamin : laki - laki
Umur : 48
bulan
TB : 92 cm
BB : 15 kg
a.
BB /
U
Z-score = BB rill - median
SD Low
= 15 – 16,3
12,7 – 11,2
= -0,08 ( gizi buruk)
b. TB / U
Z-score =TB rill - median
SD Low
= 92 –103,3
94,9 – 90,7
=-2,6(gizi baik)
c. BB / TB
Z-score = BB rill - median
SD Upper
= 15
– 13,4
17,2 – 15,8
=
1,1 (gizi baik)
BAB IV
Pembahasan
Gizi
adalah zat-zat makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Untuk mencapai pertumbuhan anak yang normal diperlukan zat gizi
dalam jumlah yang cukup. Zat-zat gizi ini di peroleh dari zat-zat makanan yang dikonsumsi oleh
anak setiap hari. Makanan yang dikonsumsi selanjutnya akan digunakan oleh tubuh
untuk pertumbuhan. dalam jangka waktu yang cukup lama hal ini akan menjadi
penentu status gizi anak (Juwitasari, 2004).
Status
gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat pemakaian dan penggunaan makanan.
Status gizi dibedakan menjadi status gizi lebih, baik, kurang, dan buruk.
Status gizi anak batita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara
berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan yang
telah ditetapkan (Almatsier, 2001).
Pengukuran
antropometrik dapat digunakan untuk mengenali status gizi seseorang. Ada
beberapa cara mengukur status gizi anak, yaitu dengan pengukuran antropometrik,
klinik, dan laboratorik. Dalam antropometrik dapat dilakukan beberapa macam
pengukuran, yaitupengukuran terhadap berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas, dan sebagainya.
Untuk
mengetahui status gizi pada anak diperlukan suatu perhitungan yang menggunakan
alat yang dinamakan anthropemeter dimana pada alat tersebut digunakan tiga
variabel yaitu tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Namun dalam
praktikum ini tidak digunakan varibel dari lingkar kepala.
Berdasarkan
data anak usia 4-5 tahun yang telah diobservasi, anak yang pertama dengan nama
Abdul Hakim Romdoni usia 60 bulan , tinggi badan 104 cm, berat badan 16 kg.
Didapat hasil perhitungan menurut berat badan berdasarkan umur yaitu -1,3
dengan indeks -3 s/d -2 menunjukkan status gizi kurang. Menurut tinggi badan
berdasarkan umur, didapat hasil -2,5 dengan indeks -3 s/d -2 yang menunjukkan
status gizi kurang. Sedangkan berat badan berdasarkan tinggi badan dapat diketahui bahwa anak tersebut mempunyai
status gizi lebih karena menunjukkan indeks > +2 SD.
Data anak yang kedua yaitu Azahra Miftahul R.dengan umur 60 bulan, tinggi badan 98 cm, berat badan 19 kg. Didapat hasil perhitungan menurut berat badan berdasarkan umur yaitu -0,006 dengan indeks -3 < -2 menunjukkan status
gizi kurang. Menurut tinggi badan berdasarkan umur, didapat hasil -2,5 dengan
indeks -3 < -2 yang menunjukkan
status gizi kurang. Sedangkan berat badan berdasarkan tinggi badan dapat diketahui bahwa anak tersebut mempunyai
status gizi lebih karena menunjukkan indeks > +2 SD dengan hasil perhitungan
4,3.
Data anak yang
ketiga yaitu Novita Anggraini dengan usia 60 bulan, tinggi badan 110 cm, berat badan 16 kg. Didapat hasil perhitungan menurut berat badan berdasarkan umur yaitu -1,3 dengan indeks -3 s/d -2
menunjukkan status gizi kurang. Menurut tinggi badan berdasarkan umur, didapat
hasil 0,1 dengan indeks -2 s/d 2 yang
menunjukkan status gizi baik. Sedangkan berat badan berdasarkan tinggi badan -2
s/d 2 dapat diketahui bahwa anak
tersebut mempunyai status gizi baik karena menunjukkan indeks dengan hasil
perhitungan -2.
Data anak yang keempat yaitu Diva Meisya P. dengan umur 60 bulan , tinggi badan 98 cm, berat badan 14 kg. Didapat hasil perhitungan menurut berat badan berdasarkan umur yaitu -2,6 dengan indeks -2 s/d +2
menunjukkan status gizi baik. Menurut tinggi badan berdasarkan umur, didapat
hasil -2,3 dengan indeks -2 s/d +2 yang menunjukkan status gizi baik. Sedangkan
berat badan berdasarkan tinggi badan
dapat diketahui bahwa anak tersebut mempunyai status gizi baik karena
menunjukkan indeks -2 s/d +2 dengan hasil perhitungan 0,7.
Data anak yang kelima yaitu Mario Dwi Permana dengan umur 48 bulan, tinggi badan 92 cm, berat badan 15 kg. Didapat hasil perhitungan menurut berat badan berdasarkan umur yaitu -0,08 dengan indeks < -3 menunjukkan status gizi buruk. Menurut tinggi badan
berdasarkan umur, didapat hasil -2,6 dengan indeks -2 s/d +2 yang menunjukkan
status gizi baik. Sedangkan berat badan berdasarkan tinggi badan dapat diketahui bahwa anak tersebut mempunyai
status gizi baik karena menunjukkan indeks -2 s/d +2 dengan hasil perhitungan
1,1.
Dari data kelima balita tersebut yang telah diukur
menunjukkan status gizi yang berbeda-beda dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu
umur, tinggi badan, dan berat badan.
Dari perhitungan mengenai status gizi pada balita diketahui bahwa balita
tersebut masuk kategori gizi buruk, gizi
kurang, gizi baik, dan gizi lebih.
Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan
sehingga akses pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare),
ketidaktahuan orang tua karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi
rendah, atau faktor tabu makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh
dikonsumsi anak balita. Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap
pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan
teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa
berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu (Khomsan, 2008).
Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan
dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus
meningkatkan kualitas Posyandu, tidak hanya sekedar untuk penimbangan dan
vaksinasi, tetapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas
pemberian makanan tambahan, pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat agar akses pangan tidak terganggu.
Masa lima tahun pertama adalah masa emas bagi
perkembangan motorik anak. Hal ini disebabkan selain pada usia ini fisik anak
masih lentur, juga mudah diarahkan.
Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak
disebut perkembangan motorik. Perkembangan psikomotor atau disingkat sebagai
perkembangan motor adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui
kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan saraf pusat, saraf, dan
otot. Dimulai dengan gerakan-gerakan kasar (gross movement) yang
melibatkan bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi duduk, berjalan, lari,
meloncat. kemudian dilanjutkan dengan koordinasi halus (finer coordination)
yang melibatkan kelompok otot-otot halus dalam fungsi meraih, memegang,
melempar, menulis, meggambar, mewarna yang kedua-duanya diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari (Poerwanti, 2000).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, praktikan
dapat membedakan tumbuh kembang anak melalui perkembangan psikomotorik. Dan
perkembangan tersebut dikembangkan lagi menjadi motorik halus dan motorik kasar
guna mengetahui perkembangan anak dalam menerima stimulus dalam bentuk kegiatan
yang telah diberikan. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak dibutuhkan suatu
metode pegukuran yaitu dengan DDST (Development Denver Screening Test).
DDST adalah salah satu dari metode skrining
terhadap kelainan perkembangan anak, tes inilah bukanlah tes diagnostik atau
tes IQ. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan
validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah di lakukan ternyata
DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100 % bayi dan
anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan (Soetjiningsih,
1995)
Dari DDST, praktikan mengamati perkembangan
motorik pada balita yang berumur 48-60 bulan yang meliputi perkembangan motorik
kasar dan halus. Pada perkembangan motorik kasar meliputi berdiri pada satu
kaki, menaiki sepeda roda tiga, melompat lebar. Sedangkan pada motorik halus
terdiri dari mengikuti membuat lingkaran, membedakan garis panjang dan pendek,
dan menebak gambar.
Pada data anak
pertama yang bernama Abdul Hakim Romdoni
dengan umur60 bulan, pada motorik kasar anak tersebut lulus uji.
Sedangkan pada motorik halus anak tersebut lulus uji . Hal ini menunjukkan
bahwa perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar sangat baik.
Pada data anak
kedua yang bernama Azahra Miftahul Rodiyah dengan umur60 bulan, pada motorik kasar anak tersebut
lulus uji. Sedangkan pada motorik halus anak tersebut lulus uji . Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar sangat baik.
Pada data anak
ketiga yang bernama Novita Anggraini dengan 60 bulan, pada motorik kasar anak tersebut
lulus uji. Sedangkan pada motorik halus anak tersebut lulus uji . Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar sangat baik.
Pada data anak
keempat yang bernama Diva Meisya R, dengan umur60 bulan, pada motorik kasar anak tersebut
lulus uji. Sedangkan pada motorik halus anak tersebut lulus uji . Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar sangat baik.
Pada data anak
ke lima yang bernama Mario Dwi Permana dengan 48bulan, pada motorik kasar anak tersebut
lulus uji hanya yang menangkap bola tidak lulus. Sedangkan pada motorik halus anak
tersebut lulus uji . Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan motorik haluslebih baik daripada perkembangan motorik kasar tetapi pada
perkembangan motorik kasar tergolong baik karena hanya satu yang tidak lulus
Perkembangan yang optimal sangat dipengaruhi oleh
peranan lingkungan dan interaksi antara anak dan orang tua atau orang dewasa
lainnya. Interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai
tahap perkembangan, bahkan sejak bayi dalam kandungan(Viana, 2008).
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari
semua pengamatan yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa tumbuh kembang anak usia 4-5 tahun harus mendapat perhatian khusus dengan
menstimulasinya agar menjadi anak yang diharapkan sebagai generasi penerus
bangsa. Menstimulasi anak usia tersebut harus sesuai dengan karakter dan
gaya belajar yang dimilikinya. Semua itu dapat ter-cover dalam kegiatan bermain
yang disukai anak. Dalam bermain, apapun gaya belajar anak. Faktor lainnya yaitu pemberian gizi yang sesuai
pada anak (balita) agar tumbuh
kembang anak dapat berkembang maksimal dan menyeluruh. Maksud menyeluruh
adalah, anak (balita) mampu mengembangkan lebih dari satu
aspek maupun kecerdasan yang ada pada diri anak.
5.2 Saran
Dengan
selesainya makalah ini, semoga bermanfaat bagi semua pihak dan kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran agar makalah selanjutnya lebih baik dan
lebih sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Andriana,
Elga. 2005. “Rumahku Sumber Belajarku”. ECCD-RC. Yogyakarta.
DePorter,
Bobbi & Hernacki, Mike. 2003. Quantum
Learning (Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan). Bandung: Kaifa.
Kurikulum
TK. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Taman Kanak-kanak 2004. Jakarta: DEPDIKNAS.
Nasution. 2003. Berbagai
Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Ns.
Anisah Ardiana. 2007. Konsep Pertumbuhan
dan Perkembangan Manusia (Diktat, tidak dipublikasikan). Jember: Prodi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.
Rumini,
Sri dkk. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.
Suparno, Paul. 2004. Teori
Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah (Cara Menerapkan Teori Multiple
Intelligences Howard Gardner). Yogyakarta:
Kanisius.
Tedjasaputra,
Mayke S. 2005. Bermain, Mainan, dan
Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT. Grasindo.
Yulia
Ayriza. 2005. Perkembangan Anak Usia TK
(Makalah yang disampaikan dalam Srawung Akademik Dosen Baru FIP UNY, tidak
dipublikasikan). Yogyakarta: FIP UNY.
Almatsier,
S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
DepKes, 2006. Standar baku antropometri WHO-NCHS
Juwitasari,
E. F. 2004. Hubungan Antara Status
Gizi dengan Kecerdasan Anak di SD Meri II Mojokerto. Karya Tulis Ilmiah
tidak dipublikasikan. Malang: Akademi Keperawatan Universitas Muhammdiyah
Malang.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
0 komentar:
Posting Komentar