Announcement:

This is a Testing Annocement. I don't have Much to Say. This is a Place for a Short Product Annocement

Sabtu, 19 Mei 2012

Praktikum Dasar-dasar Ilmu Gizi (Tumbuh Kembang)


LAPORAN RESMI
Percobaan Status Gizi dan Pengukuran Perkembangan Motorik Anak Usia 4-5 Tahun (BALITA) Menggunakan DDST (Development Denver Screening Test)
Sebagai Pemenuhan Tugas Observasi Praktikum Dasar-dasar Ilmu Gizi
Disusun Oleh  :
Ketua          : Eka Putri Kurniatiningsih     (201010070311035)
Anggota      :
1.      Siti Maslahah                         (201010070311006)
2.      Helda Febriana Madyaluha   (201010070311011)
3.      Dharna Dwi Wulan F.           (201010070311018)
4.      Anggir Retno Y. D                (201010070311025)
5.      Wahyu Lugas Wydy P.         (201010070311030)


LABORATORIUM BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2011


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini.
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakannya.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya mohon maaf. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih.



                                        
Malang, 18 Mei 2011

                                                                                                Penyusun





BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang
Kebutuhan dasar seorang anak adalah asah (kebutuhan akan stimulasi mental dini), asih (kebutuhan emosianal), dan asuh (kebutuhan biomedis). Ketiga kebutuhan dasar anak tersebut seharusnya terpenuhi sehingga anak akan tumbuh sesuai dengan tugas perkembangannya. Karena bila anak mengalami keterlambatan pada salah satu tugas perkembangan, maka akan mempengaruhi tugas perkembangan berikutnya. Hal ini akan menyebabkan gangguan psikologis, yaitu kurangnya kepercayaan diri pada diri anak. Maka orang tua atau orang dewasa yang ada di sekitar anak (termasuk guru) berkewajiban memperhatikan dan memenuhi kebutuhan dasar anak tersebut.
Kenyataannya adalah, tidak semua orang tua maupun guru memperhatikan ketiga kebutuhan tersebut. Mereka tidak memperhatikan karakter anak yang jauh berbeda dengan orang dewasa. Anak lebih cenderung diperlakukan seperti orang dewasa. Diberi tugas yang banyak sehingga anak menjadi stress. Dengan alasan membuat anak menjadi cerdas, mereka mencekoki anak dengan banyak tugas seperti orang dewasa. Mereka lupa bahwa tumbuh kembang anak (termasuk anak TK) tidak sama dengan orang dewasa. Mereka memiliki karakter yang unik dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
Seharusnyalah anak diperlakukan atau distimulasi sesuai karakternya dan gaya belajarnya, dan juga pemberian gizi seimbang sehingga anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangannya. Tentu saja dengan tidak mengesampingkan tiga macam kebutuhan anak seperti diungkap sebelumnya. Ketiga kebutuhan yang sangat penting tersebut memang harus terpenuhi semuanya. Namun, yang akan dibicarakan saat ini adalah kebutuhan asah (kebutuhan akan stimulasi mental dini) anak dan status kecukupan gizinya. Kebutuhan ini berhubungan dengan cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan yang diberikan sedini  dan sesuai mungkin. Terutama pada usia 4-5 tahun sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang mantap, arif, dengan kecerdasan, kemandirian, keterampilan dan produktivitas yang baik. Untuk mewujudkan hal itu, seperti telah diungkap di atas, harus ada kesesuaian antara perlakuan atau stimulasi yang diberikan dengan karakter anak dan gaya belajarnya.

1.2     Rumusan masalah
1.      Apakah tumbuh kembang itu?
2.      Bagaimana men-stimulasi tumbuh kembang anak usia 4-5 tahun agar menjadi maksimal?
3.      Bagaimana mengetahui status gizi pada anak (balita) umur 4-5 tahun?
1.3         Tujuan
1.      Mengetahui tumbuh kembang pada anak (balita) umur 4-5 tahun.
2.      Mengetahui perkembangan motorik pada anak (balita) umur 4-5 tahun.
3.      Menghitung status gizi pada anak (balita) umur 4-5 tahun.

1.4         Manfaat
1.      Mengetahui status gizi anak pada umur 4-5 tahun.
2.      Dapat menerapkan perbaikan gizi pada anak usia 4-5 tahun yang mengalami gizi kurang


BAB II
Dasar Teori

Bila berbicara tentang tumbuh kembang, kita akan ingat betapa kita dulu adalah bayi baru lahir yang tidak mandiri. Kita mengalami pertumbuhan dan perkembangan sehingga bisa mandiri dan menjadi seperti sekarang. Namun, apakah sebenarnya tumbuh kembang itu? Secara harfiah, menurut Albert, dkk (2002) dalam tim wikipedia (2008), pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran (volume, massa, atau dimensi tertentu) yang berlangsung di dalam organism, sedangkan perkembangan adalah suksesi dari perubahan yang berlangsung di dalam organisme. Pendapat tersebut senada dengan pendapat Ns. Anisah Ardiana (2007) yang mengatakan bahwa pertumbuhan meliputi perubahan fisik, peningkatan jumlah sel, perubahan ukuran, kuantitatif, tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi, dan pola bervariasi. Sedangkan perkembangan meliputi perubahan kualitatif, maturation, sistematis, progresif, dan berkesinambungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan fisik, sedangkan perkembangan adalah perubahan mental / kematangan / kedewasaan. Sehingga pada dasarnya, menurut Suriviana (2008), pertumbuhan (growth) berkaitan dengan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik seseorang. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan pematangan dan penambahan kemampuan (skill) fungsi organ atau individu. Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Suriviana (2008) kemudian memaparkan bahwa proses  tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling terkait, yaitu: faktor genetik/keturunan, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak. Penilaian terhadap pertumbuhan seorang anak dapat dinilai melalui beberapa cara penilaian melalui pemeriksaan fisik atau klinikal, pemeriksaan antropometri (membandingkan tinggi badan terhadap umur, berat badan terhadap umur, lingkaran kepala terhadap umur, lingkar lengan atas terhadap umur), contohnya  KMS (kartu menuju sehat) yang membandingkan berat badan terhadap umur, pemeriksaan radiologis, laboratorium, dan analisa diet.
Ciri-ciri tumbuh kembang itu sendiri menurut Ns. Anisah Ardiana (2007) meliputi perubahan dalam aspek fisik dan psikis, perubahan dalam proporsi, lenyapnya tanda-tanda yang lama dan diperoleh tanda-tanda yang baru. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang menurut Ns. Anisah Ardiana (2007), faktor genetik dan faktor eksternal/lingkungan (keluarga, kelompok teman sebaya, pengalaman hidup, kesehatan, dan lingkungan tempat tinggal). Namun Suriviana (2008) hanya mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan saja, yaitu heredo konstitusional (tergantung ras, genetik, jenis kelamin, dan kelainan bawaan), faktor hormonal (insulin , tiroid, hormon sex dan steroid), serta faktor lingkungan selama dan sesudah lahir (gizi, trauma, sosio-ekonomi, iklim, aktivitas fisik, penyakit, dll).
Dengan melihat pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa tumbuh kembang merupakan perubahan yang terjadi pada seorang individu baik secara fisik maupun mental (nature maupun mature).



BAB III
Metodologi Penelitian

3.1 Alat dan Bahan
·         Bola sebanyak 3 buah
·         Alat tulis
·         Kertas
·         Tabel rujukan pengukuran status gizi (standar antropometri WHO-NCHS)
Ø  Cara Kerja
a)      Mengetahui tanggal lahir balita untuk diketahui umur balita
b)      Mengetahui Berat Badan,Tinggi Badan balita dan jenis kelamin.
c)      Menentukan nilai Z-score
d)     Melihat nilai median BB dan SD berdasarkan jenis kelamin dan umur
e)      Apabila nilai BB riil lebih kecil dari BB median maka nilai SD yang digunakan adalah ”SD Low” dengan rumus Z-score:
Z-score = NILAI BB RIIL – NILAI BB MEDIAN
                                      SD LOWER

f)       Apabila nilai BB riil lebih besar dari BB median maka nilai SD yang digunakan adalah “SD Up” dengan rumus Z-score:
                      Z-score = NILAI BB RIIL – NILAI BB MEDIAN
SD UPPER
g)      Rumus Z-score  di atas juga dapatdigunakan pada TB/U atau TB/BB
h)      Kemudianmemasukkan pada kurvaatautabel Z-score termasuk pada status gizilebih, gizibaik, gizikurang, dan giziburuk. 
Klasifikasi Status gizi berdasarkan nilai Z-score:
Status gizi
Indeks
BB/U
TB/U
BB/TB
Gizi lebih
>  2
>+ 2
> + 2
Gizi baik
- 2  s/d + 2
- 2  s/d + 2
- 2  s/d + 2
Gizi kurang
- 3  s/d < - 2
- 3  s/d < - 2
- 3  s/d < - 2
Gizi buruk
< - 3
< - 3
< - 3
Sumber:DepKes. 2006. Standar baku antropometri WHO-NCHS



Menarik garis vertikal pada lembar DDST sesuai dengan umur balita yang memotong tugas-tugas perkembangan motorik.

Tugas-tugas perkembangan motorik menurut umur:
Umur (Bln)
Motorik kasar
Motorik halus
48
§  Berdiri pada 1 kaki selama 5 detik
§  Lompat pada 1 kaki
§  Berjalan pada tumit-jari kaki (2)
§  Menangkap bola 2 dari 3 (3)
§  Berdiri pada 1 kaki selama 10 detik
§  Berjalan mundur pada tumit jari-kaki (4)
§  Membedakan garis lebih panjang ( 3 dari 3 atau 5 dari 6 (5)
§  Megikuti membuat  + (6)
§  Menggambar orang 3 bagian (7)
§  Mengikuti membuat
     ( persegi )
60
§  Berjalan pada tumit-jaru kaki (2)
§  Menangkap bola 2 dari 3 (3)
§  Berdiri pada 1 kaki selama 10 detik
§  Berjalan mundur pada tumit-jari kaki (4)
§  Menggambar orang 3 bagian (7)
§  Megikuti membuat (persegi)
§  Menirukan (8)
§  Menggambar orang 6 bagian (7)


Keterangan :

1.      Mencoba anak untuk tersenyum dengan tersenyum, berbicara, atau melambaikan tangan kepadanya. Jangan menyentuh anak.
2.      Menyuruh anak berjalan ke depan tumit berjarak 1 inci (21/2 cm )
3.      Melemparkan bola kepada anak yang berdiri 3 kaki jauhnya dari penguji.Anak menerima bola dengan tangan bukan dengan lengan, 2 dari 3 percobaan.
4.      Menyuruh anak berjalan mundur jempol kaki berjarak 1 inci dari tumit.Penguji boleh memberi contoh.Anak harus langkah berturut – turut.2 dari 3 percobaan.
5.      Garis mana yang lebih panjang. Putarlah kertas terbalik dan ulangi (3/3 dan 5/6)


 


6.      Lulus, asal garis menyilang        +
7.      Waktu menilai,setiap pasang ( 2 tangan,2 kaki, dan seterusnya ) hitunglah sebagi satu bagian
8.      Biarkan anak mencoba sendiri. Jika tidak berhasil, berilah
contoh.


 

i)        Apabila balita gagal mengerjakan tugas perkembangan motorik,berarti balita mengalami keterlambatan.
j)        Penilaian akhir status perkembangan motorik dikategorikan menjadi 2, yaitu tercapai apabila batita dapat melakukan kegiatan perkembangan motorik sebelum dan pada batas garis usia batita, meskipun memiliki 1 keterlambatan dan tidak tercapai apabila batita tidak dapat melakukan kegiatan perkembangan motorik sebelum dan pada batas garis usia, memiliki lebih dari 2 keterlambatan.


3.2  Data Pengamatan
1.Abdul Hakim Romdoni
Jenis Kelamin           : Laki - Laki
Umur                        : 60 bulan
Tanggal lahir            : 15 Mei 2006
Motorik Kasar
Motorik Halus
Berjalan pada tumit-jari kaki (Lulus)
Menggambar orang 3 bagiab (Lulus)
Menangkap bola 2 dari 3 (Lulus)
Mengikuti membuat (persegi) (Lulus)
Berdiri pada 1 kaki selama 10 detik (Lulus)
Menirukan (Lulus)
Berjalan Mundur pada tumit –jari kaki (Lulus)
Menggambar orang 6 bagian (Lulus)

2.Azahra Miftahul Rodiyah
Jenis Kelamin           : Perempuan
Umur                        : 60 bulan
Tanggal lahir            : 15 Mei 2006
Motorik Kasar
Motorik Halus
Berjalan pada tumit-jari kaki (Lulus)
Menggambar orang 3 bagiab (Lulus)
Menangkap bola 2 dari 3 (Lulus)
Mengikuti membuat (persegi) (Lulus)
Berdiri pada 1 kaki selama 10 detik (Lulus)
Menirukan (Lulus)
Berjalan Mundur pada tumit –jari kaki (Lulus)
Menggambar orang 6 bagian (Lulus)

3.Novita Anggraini
Jenis Kelamin           : Perempuan
Umur                        : 60 bulan
Tanggal lahir            : 31 April 2006
Motorik Kasar
Motorik Halus
Berjalan pada tumit-jari kaki (Lulus)
Menggambar orang 3 bagiab (Lulus)
Menangkap bola 2 dari 3 (Lulus)
Mengikuti membuat (persegi) (Lulus)
Berdiri pada 1 kaki selama 10 detik (Lulus)
Menirukan (Lulus)
Berjalan Mundur pada tumit –jari kaki (Lulus)
Menggambar orang 6 bagian (Lulus)

4.Diva Meisya R.
Jenis Kelamin           : Perempuan
Umur                        : 60 bulan
Tanggal lahir            : 08 Mei 2006
Motorik Kasar
Motorik Halus
Berjalan pada tumit-jari kaki (Lulus)
Menggambar orang 3 bagiab (Lulus)
Menangkap bola 2 dari 3 (Lulus)
Mengikuti membuat (persegi) (Lulus)
Berdiri pada 1 kaki selama 10 detik (Lulus)
Menirukan (Lulus)
Berjalan Mundur pada tumit –jari kaki (Lulus)
Menggambar orang 6 bagian (Lulus)

5.Mario Dwi Permana
Jenis Kelamin           : Laki-Laki
Umur                        : 48 bulan
Tanggal lahir            : 08 Mei 2006
Motorik Kasar
Motorik Halus
Berdiri pada 1 kaki selama 5 detik (Lulus)
Membedakan garis lebih panjang 3 dari 3 (Lulus)
Lompat pada 1 kaki (Lulus)
Mengikuti membuat + (Lulus)
Berjalan pada tumit jari-kaki (Lulus)
Menggambar orang 3 bagian (Lulus)
Menangkap bola 2 dari 3 (Tidak Lulus)
Mengikuti membuat (persegi) (Lulus)
Berdiri pada 1 kaki selama 10 detik (Lulus)

Berjalan mundur pada tumit jari-kaki (Lulus)




3.3 Perhitungan
Berdasarkanhasilobservasidapatdiperoleh data sebagaiberikut:
Data AnakUsia4-5Tahun
Nama
TanggalLahir
Usia
Berat Badan
TinggiBadan
Abdul Hakim Romdoni
15 Mei 2006
 60 bulan
16 kg
104 cm
Azahra Miftahul R.
15 Mei 2006
60 bulan
19 kg
98 cm
Novita Anggraini
31April 2006
60 bulan
16 kg
110 cm
Diva Meisya P.
08 Mei 2006
60 bulan
14 kg
98 cm
Mario Dwi Permana
27Mei 2007
48 bulan
15 kg
92 cm

Perhitungan status gizianakusia4-5tahun.
6.Abdul Hakim Romdoni
Jenis Kelamin           : Laki - Laki
Umur                        : 60 bulan
TB                            : 104 cm
BB                            : 16 kg
a.       BB / U
Z-score = BB rill - median
SD Low
 = 1618,3
  14,1 – 12,4
 =    -1,3( gizi buruk)
b.      TB / U
Z-score =TB rill - median
       SD Low
 = 104110,0
   100,7 – 96,1
 = -1,3     (gizi buruk)
c.       BB / TB
Z-score = BB rill - median
     SD Low
                      = 16 – 16,5
                        14,0 – 13,0
                      =  -0,5 (gizi buruk)

2. Azahra Miftahul R.
Jenis Kelamin           : Perempuan
Umur                        : 60 bulan
TB                            : 98 cm
BB                            : 19 kg
a.       BB / U
Z-score = BB rill - median
     SD Upper
 = 1915,8
   29,5 – 24,9
 =    -0,06 ( gizi buruk)
b.      TB / U
Z-score =TB rill - median
     SD Low
 = 98109,4
   99,9 – 95,5
 = -2,5 (gizi kurang)
c.       BB / TB
Z-score = BB rill - median
    SD Upper
                      = 19 – 14,7
                         12,3 –11,3
                      =  4,3 (gizi lebih)
3.Novita Anggraini
Jenis Kelamin           : Perempuan
Umur                        : 60 bulan
TB                            : 110 cm
BB                            : 16 kg
a.       BB / U
Z-score = BB rill - median
        SD Low
 = 1618,2
   13,7 – 12,1
 =    -1,3 ( gizi buruk)
b.      TB / U
Z-score =TB rill - median
    SD Upper
 = 110109,4
    123,7 – 118,9
=0,1 (gizi baik)


c.       BB / TB
Z-score = BB rill - median
     SD Low
                      = 16 – 18,6
                        15,5 – 14,2
                      =  -2 (gizi baik)

4.Diva Meisya P
Jenis Kelamin           : Perempuan
Umur                        : 60 bulan
TB                            : 98 cm
BB                            : 14 kg
a.       BB / U
Z-score = BB rill - median
     SD Low
 = 1418,2
   13,7 – 12,1
 =    -2,6 ( gizi baik)
b.      TB / U
Z-score =TB rill - median
     SD Low
 = 98109,4
    123,7 – 118,9
=-2,3(gizi baik)


c.       BB / TB
Z-score = BB rill - median
SD Low
                      = 14 – 14,7
                        12,3 – 11,3
                      =  0,7 (gizi baik)


5.Mario Dwi Permana
Jenis Kelamin           : laki - laki
Umur                        : 48 bulan
TB                            : 92 cm
BB                            : 15 kg
a.       BB / U
Z-score = BB rill - median
     SD Low
 = 1516,3
    12,7 – 11,2
 =    -0,08 ( gizi buruk)
b.      TB / U
Z-score =TB rill - median
    SD Low
 = 92103,3
    94,9 – 90,7
=-2,6(gizi baik)


c.       BB / TB
Z-score = BB rill - median
    SD Upper
                      = 15 – 13,4
                        17,2 – 15,8
                      =  1,1 (gizi baik)


BAB IV
Pembahasan

Gizi adalah zat-zat makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan. Untuk mencapai pertumbuhan anak yang normal diperlukan zat gizi dalam jumlah yang cukup. Zat-zat gizi ini di peroleh  dari zat-zat makanan yang dikonsumsi oleh anak setiap hari. Makanan yang dikonsumsi selanjutnya akan digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan. dalam jangka waktu yang cukup lama hal ini akan menjadi penentu status gizi anak (Juwitasari, 2004).
Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat pemakaian dan penggunaan makanan. Status gizi dibedakan menjadi status gizi lebih, baik, kurang, dan buruk. Status gizi anak batita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan yang telah ditetapkan (Almatsier, 2001).
Pengukuran antropometrik dapat digunakan untuk mengenali status gizi seseorang. Ada beberapa cara mengukur status gizi anak, yaitu dengan pengukuran antropometrik, klinik, dan laboratorik. Dalam antropometrik dapat dilakukan beberapa macam pengukuran, yaitupengukuran terhadap berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan sebagainya.
Untuk mengetahui status gizi pada anak diperlukan suatu perhitungan yang menggunakan alat yang dinamakan anthropemeter dimana pada alat tersebut digunakan tiga variabel yaitu tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Namun dalam praktikum ini tidak digunakan varibel dari lingkar kepala.
Berdasarkan data anak usia 4-5 tahun yang telah diobservasi, anak yang pertama dengan nama Abdul Hakim Romdoni usia 60 bulan , tinggi badan 104 cm, berat badan 16 kg. Didapat hasil perhitungan menurut berat badan berdasarkan umur yaitu -1,3 dengan indeks -3 s/d -2 menunjukkan status gizi kurang. Menurut tinggi badan berdasarkan umur, didapat hasil -2,5 dengan indeks -3 s/d -2 yang menunjukkan status gizi kurang. Sedangkan berat badan berdasarkan tinggi badan  dapat diketahui bahwa anak tersebut mempunyai status gizi lebih karena menunjukkan indeks > +2 SD.
Data anak yang kedua yaitu Azahra Miftahul R.dengan umur 60 bulan, tinggi badan 98 cm, berat badan 19 kg. Didapat hasil  perhitungan menurut berat badan berdasarkan umur yaitu -0,006 dengan indeks -3 < -2 menunjukkan status gizi kurang. Menurut tinggi badan berdasarkan umur, didapat hasil -2,5 dengan indeks -3 < -2  yang menunjukkan status gizi kurang. Sedangkan berat badan berdasarkan tinggi badan  dapat diketahui bahwa anak tersebut mempunyai status gizi lebih karena menunjukkan indeks > +2 SD dengan hasil perhitungan 4,3.
Data anak yang ketiga yaitu Novita Anggraini dengan usia 60 bulan, tinggi badan 110 cm, berat badan 16 kg. Didapat hasil perhitungan menurut berat badan berdasarkan umur yaitu -1,3 dengan indeks -3 s/d -2 menunjukkan status gizi kurang. Menurut tinggi badan berdasarkan umur, didapat hasil 0,1 dengan indeks -2 s/d 2  yang menunjukkan status gizi baik. Sedangkan berat badan berdasarkan tinggi badan -2 s/d 2    dapat diketahui bahwa anak tersebut mempunyai status gizi baik karena menunjukkan indeks dengan hasil perhitungan -2.
Data anak yang keempat yaitu Diva Meisya P. dengan umur 60 bulan , tinggi badan 98 cm, berat badan 14 kg. Didapat hasil perhitungan menurut berat badan berdasarkan umur yaitu -2,6 dengan indeks -2 s/d +2 menunjukkan status gizi baik. Menurut tinggi badan berdasarkan umur, didapat hasil -2,3 dengan indeks -2 s/d +2 yang menunjukkan status gizi baik. Sedangkan berat badan berdasarkan tinggi badan  dapat diketahui bahwa anak tersebut mempunyai status gizi baik karena menunjukkan indeks -2 s/d +2 dengan hasil perhitungan 0,7.
Data anak yang kelima yaitu Mario Dwi Permana dengan umur 48 bulan, tinggi badan 92 cm, berat badan 15 kg. Didapat hasil perhitungan menurut berat badan berdasarkan umur yaitu -0,08 dengan indeks < -3 menunjukkan status gizi buruk. Menurut tinggi badan berdasarkan umur, didapat hasil -2,6 dengan indeks -2 s/d +2 yang menunjukkan status gizi baik. Sedangkan berat badan berdasarkan tinggi badan  dapat diketahui bahwa anak tersebut mempunyai status gizi baik karena menunjukkan indeks -2 s/d +2 dengan hasil perhitungan 1,1.
Dari data kelima balita tersebut yang telah diukur menunjukkan status gizi yang berbeda-beda dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu umur, tinggi badan, dan berat badan.  Dari perhitungan mengenai status gizi pada balita diketahui bahwa balita tersebut masuk  kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih.
Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita. Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu (Khomsan, 2008).
Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas Posyandu, tidak hanya sekedar untuk penimbangan dan vaksinasi, tetapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan, pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses pangan tidak terganggu.
Masa lima tahun pertama adalah masa emas bagi perkembangan motorik anak. Hal ini disebabkan selain pada usia ini fisik anak masih lentur, juga mudah diarahkan.
Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak disebut perkembangan motorik. Perkembangan psikomotor atau disingkat sebagai perkembangan motor adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan saraf pusat, saraf, dan otot. Dimulai dengan gerakan-gerakan kasar (gross movement) yang melibatkan bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi duduk, berjalan, lari, meloncat. kemudian dilanjutkan dengan koordinasi halus (finer coordination) yang melibatkan kelompok otot-otot halus dalam fungsi meraih, memegang, melempar, menulis, meggambar, mewarna yang kedua-duanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Poerwanti, 2000).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, praktikan dapat membedakan tumbuh kembang anak melalui perkembangan psikomotorik. Dan perkembangan tersebut dikembangkan lagi menjadi motorik halus dan motorik kasar guna mengetahui perkembangan anak dalam menerima stimulus dalam bentuk kegiatan yang telah diberikan. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak dibutuhkan suatu metode pegukuran yaitu dengan DDST (Development Denver Screening Test).
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes inilah bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah di lakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100 % bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan (Soetjiningsih, 1995)
Dari DDST, praktikan mengamati perkembangan motorik pada balita yang berumur 48-60 bulan yang meliputi perkembangan motorik kasar dan halus. Pada perkembangan motorik kasar meliputi berdiri pada satu kaki, menaiki sepeda roda tiga, melompat lebar. Sedangkan pada motorik halus terdiri dari mengikuti membuat lingkaran, membedakan garis panjang dan pendek, dan menebak gambar.
Pada data anak  pertama yang bernama Abdul Hakim Romdoni  dengan umur60 bulan, pada motorik kasar anak tersebut lulus uji. Sedangkan pada motorik halus anak tersebut lulus uji . Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar sangat baik.
Pada data anak  kedua yang bernama Azahra Miftahul Rodiyah dengan umur60 bulan, pada motorik kasar anak tersebut lulus uji. Sedangkan pada motorik halus anak tersebut lulus uji . Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar sangat baik.
Pada data anak  ketiga yang bernama Novita Anggraini dengan 60 bulan, pada motorik kasar anak tersebut lulus uji. Sedangkan pada motorik halus anak tersebut lulus uji . Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar sangat baik.
Pada data anak  keempat yang bernama Diva Meisya R, dengan umur60 bulan, pada motorik kasar anak tersebut lulus uji. Sedangkan pada motorik halus anak tersebut lulus uji . Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar sangat baik.
Pada data anak  ke lima yang bernama Mario Dwi Permana dengan 48bulan, pada motorik kasar anak tersebut lulus uji hanya yang menangkap bola tidak lulus. Sedangkan pada motorik halus anak tersebut lulus uji . Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan motorik haluslebih baik daripada perkembangan motorik kasar tetapi pada perkembangan motorik kasar tergolong baik karena hanya satu yang tidak lulus
Perkembangan yang optimal sangat dipengaruhi oleh peranan lingkungan dan interaksi antara anak dan orang tua atau orang dewasa lainnya. Interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan, bahkan sejak bayi dalam kandungan(Viana, 2008).



BAB V
Penutup

5.1 Kesimpulan
            Dari semua pengamatan yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa tumbuh kembang anak usia 4-5 tahun harus mendapat perhatian khusus dengan menstimulasinya agar menjadi anak yang diharapkan sebagai generasi penerus bangsa. Menstimulasi anak usia tersebut harus sesuai dengan karakter dan gaya belajar yang dimilikinya. Semua itu dapat ter-cover dalam kegiatan bermain yang disukai anak. Dalam bermain, apapun gaya belajar anak. Faktor lainnya yaitu pemberian gizi yang sesuai pada anak (balita) agar tumbuh kembang anak dapat berkembang maksimal dan menyeluruh. Maksud menyeluruh adalah, anak (balita) mampu mengembangkan lebih dari satu aspek maupun kecerdasan yang ada pada diri anak.

5.2 Saran
            Dengan selesainya makalah ini, semoga bermanfaat bagi semua pihak dan kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran agar makalah selanjutnya lebih baik dan lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Andriana, Elga. 2005. “Rumahku Sumber Belajarku”. ECCD-RC. Yogyakarta.

DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike. 2003. Quantum Learning (Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan). Bandung: Kaifa.

Kurikulum TK. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Taman Kanak-kanak 2004. Jakarta: DEPDIKNAS.

Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Ns. Anisah Ardiana. 2007. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia (Diktat, tidak dipublikasikan). Jember: Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

Rumini, Sri dkk. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.

Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah (Cara Menerapkan Teori Multiple Intelligences Howard Gardner). Yogyakarta: Kanisius.

Suriviana. 2008. Sesuaikah Tumbuh Kembang Anak Anda?. www.infoibu.com.

Tedjasaputra, Mayke S. 2005. Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Grasindo.

Tim Wikipedia. 2008. Ensiklopedia Bebas. www.wikipedia.org.

Yulia Ayriza. 2005. Perkembangan Anak Usia TK (Makalah yang disampaikan dalam Srawung Akademik Dosen Baru FIP UNY, tidak dipublikasikan). Yogyakarta: FIP UNY.

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
DepKes, 2006. Standar baku antropometri WHO-NCHS
Juwitasari, E. F. 2004.  Hubungan Antara Status Gizi dengan Kecerdasan Anak di SD Meri II Mojokerto. Karya Tulis Ilmiah tidak dipublikasikan. Malang: Akademi Keperawatan Universitas Muhammdiyah Malang.























Share it Please

SITI MASLAHAH BIOLOGI (SYAILA'S SHOP)

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 komentar:

Posting Komentar

Advertisements!

Advertisements!
Copyright @ 2013 SITI MASLAHAH BIOLOGI (SYAILA'S SHOP). Designed by Templateism | Love for The Globe Press