TUGAS MAKALAH
BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
MOTIVASI BELAJAR
Disusun Oleh :
Siti Maslahah 201010070311006
Ravi’I
Ramadhan 201010070311008
Fildatul Amiroh 201010070311026
Fefi
Prabu Kelas Wangi 201010070311040
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2010
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2
Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 .. Pengertian Motivasi Belajar........................................................................ 3
2.2.
Jenis Motivasi............................................................................................. 4
2.3. Motivasi dalam Belajar............................................................................... 5
2.4. Fungsi Motivasi dalam Belajar................................................................... 5
2.5... Unsur-unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar..................................... 7
2.5.1 Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi
belajar menurut Max Darsono 7
........... 2.5.1.1 Cita-cita atau aspirasi....................................................... 7
........... 2.5.1.2 Kemampuan Belajar......................................................... 7
........... 2.5.1.3 Kondisi Siswa.................................................................. 8
........... 2.5.1.4 Kondisi Lingkungan........................................................ 8
........... 2.5.1.5 Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar................................ 9
........... 2.5.1.6 Upaya Guru Membelajarkan Siswa.................................. 9
2.6 Prinsip-prinsip Motivasi
Belajar.................................................................. 9
2.7 Upaya-upaya meningkatkan
Motivasi Belajar.......................................... 11
BAB III HASIL
OBSERVASI
3.1
Draft Pertanyaan ...................................................................................... 13
BAB
IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Motivasi
itu sendiri menurut Oemar Hamalik (2005:106), adalah suatu perubahan energi
dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi
mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapainya. Disini motivasi adalah sangat penting, motivasi merupakan konsep
yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku. Apabila terdapat dua anak yang
memiliki kemampuan sama dan memberikan peluang dan kondisi yang sama untuk
mencapai tujuan, kinerja dan hasil yang dicapai oleh anak yang termotivasi akan
lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi. Motivasi menentukan
tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi
sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal (Oemar Hamalik, 2005:108).
Hal ini dapat diketahui dari pengalaman
dan pengamatan sehari-hari. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak
tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada
diri anak tersebut. Walaupun begitu, hal itu kadang-kadang menjadi masalah
karena motivasi bukanlah suatu kondisi. Apabila motivasi anak itu rendah,
umumnya diasumsikan bahwa prestasi yang bersangkutan akan rendah dan besar kemungkinan
ia tidak akan mencapai tujuan belajar. Bila hal ini tidak diperhatikan, tidak
dibantu, siswa gagal dalam belajar. (Catharina, 2004:112).
Pada kenyataannya motif setiap orang
dalam belajar dapat berbeda satu sama lain. Ada siswa yang rajin belajar karena
ingin menambah ilmu pengetahuan, adapula siswa yang belajar karena takut
dimarahi oleh orang tua. Adanya
perbedaan motivasi tersebut dipengaruhi oleh motivasi instrinsik yang muncul
dalam diri sendiri tanpa dipengaruhi oleh sesuatu diluar dirinya. Dan motivasi
ekstrinsik yang muncul dalam diri seseorang karena adanya pengaruh dari luar
seperti: guru, orang tua dan lingkungan sekitar. Seseorang yang motivasinya
besar akan menampakkan minat, perhatian, konsentrasi penuh, ketekunan tinggi,
serta berorientasi pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan, jenuh apalagi
menyerah. Sebaliknya siswa yang rendah motivasinya akan terlihat acuh tak acuh,
cepat bosan, mudah putus asa dan berusaha menghindar dari kegiatan. Dalam
kaitannya dengan kegiatan, motivasi erat hubungannya dengan aktualisasi diri
sehingga motivasi yang paling mewarnai kebutuhan siswa dalam belajar adalah
motivasi belajar untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Sehubungan dengan latar
belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah
.
1.2
Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah
yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan dari makalah
ini, yaitu :
1.
Untuk
menjelaskan pengertian motivasi belajar.
2.
Untuk
menjelaskan jenis-jenis serta prinsip dari motivasi belajar
3.
Agar
mahasiswa dapat mengerti fungsi dari motivasi belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari bahasa
Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi
menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap
melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini
berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan
berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha,
berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich,
2003).
Menurut Santrock, motivasi adalah
proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku
yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan
lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan
bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan
siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari
aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan
pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu,
siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut,
rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami
suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Siswa yang
memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut
memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi
belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam
mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).
Istilah motivasi mengacu kepada faktor
dan proses yang mendorong seseorang untuk bereaksi dalam berbagai situasi.
Sedangkan menurut Rochman Natawidjaya (1979:78) menyatakan motivasi adalah
suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku,
yang mengatur tingkah laku atau perbuatan untuk memuaskan kebutuhan atau
menjadi tujuan.
2.2 Jenis Motivasi
Motif
yang mendasari tingkah laku manusia banyak jenisnya dan dapat digolongkan
berdasarkan latar belakang perkembangannya, motif dapat dibagi menjadi dua
yaitu motif primer dan sekunder. 1.) Motif primer adalah motif bawaan, tidak
dipelajari. Motif ini timbul akibat proses kimiawi fisiologik yang terdapat
pada setiap orang. 2.) Motif sekunder adalah motif yang diperoleh dari belajar
melalui pengalaman. Motif sekunder ini, oleh beberapa ahli disebut juga motif
sosial. Lidgren menyatakan bahwa motif sosial adalah motif yang dipelajari dan
bahwa lingkungan individu memegang peranan yang penting (Darsono, 2000:62).
Menurut Bimo Walgito (2003:224) menyatakan
bahwa motif dibagi menjadi dua yaitu motif fisiologis dan motif sosial. 1.)
Motif fisiologis adalah dorongan yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan
untuk melangsungkan eksistensinya sebagai mahluh hidup. Seperti ketika lapar
ada dorongan untuk makan, haus ada dorongan untuk minum. Karena itu motif ini
sering disebut sebagai motif dasar (basic motives)
atau motif primer (primery motives). 2.) Motif sosial
adalah motif yang mempelajari dalam kelompok sosial (social group).
McClelland (lin. Morgan, dkk., 1984) berpendapat bahwa motif sosial itu dapat
dibedakan dalam (1) motif berprestasi (achievement motivation),
(2) motif kebutuhan afiliasi (need for affiliation),
(3) motif kebutuhan berkuasa (need for power).
2.3
Motivasi Dalam Belajar
Menurut
pendapat aliran Skolastik belajar adalah mengulang-ulang bahan yang harus
dipelajari (Sumadi Suryabrata,1984:244). Sedangkan menurut Oemar Hamalik
(2005:36) menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman.
Belajar
adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik
dalam aspek kognitif, psikomotor, maupun sikap. Agar kegiataan ini terwujud,
harus ada motivasi, yang disebut motivasi belajar (Max Darsono, 2000:64).
Didalam kehidupan sehari-hari,
kebanyakan motif dan motivasi itu dipelajari, termasuk dalam motivasi belajar.
Oleh karena itu motivasi dapat timbul tenggelam atau berubah, disebabkan
beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor faktor ini perlu diketahui, terutama
oleh guru, agar dapat memelihara dan memperkuat faktor yang meningkatkan
motivasi belajar, dan menghindari factor
yang melemahkan motivasi belajar.
2.4
Fungsi
Motivasi Dalam Belajar
Dengan mantapnya disiang bolong, si abang becak mendayung becak untuk
mengankut penumpangnya, demi mencari makan untuk anak istrinya. Dengan teguhnya
anggota ABRI itu melintasi sungai dengan meniti tambang. Berjam-jam tanpa
mengenal lelah para pemain sepak bola itu berlatih untuk menghadapi babak
kualifikasi pra piala dunia. Para pelajar mengurung dirinya dalam kamar untuk
belajar, karena akan menghadapi ujian pada pagi harinya. Serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh masing-masing pihak itu sebenarnya dilatarbelakangi oleh
sesuatu atau yang secara umum dinamakan motivasi.
Motivasi inilah yang mendorong mereka
untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Begitu juga untuk belajar sangat
diperlukan adanya motivasi. Motivation is
an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal,
kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil
pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar bagi para siswa.
Perlu
ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Seperti disinggung di atas, bahwa walaupun di saat siang
bolong si abang becak itu juga menarik becaknya Karena bertujuan untuk
mendapatkan uang demi menghidupi anak istrinya. Juga para pemain sepak bola
rajin berlatih tanpa mengenal lelah, karena mengharapkan akan mendapatkan
kemenangan dalam pertandingan yang akan dilakukannya. Dengan demikian, motivasi
mempengaruhi adanya kegiatan.
Sehubungan
dengan hal tersebut ada 3 fungsi motivasi :
1.
Mendorong manusia
untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy.
Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2.
Menentukan arah
perbuatan, yakni dengan kearah tujuan yang hendak di capai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3.
Menyeleksi perbuatan,
yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan, yang serasi
guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
Disamping itu, ada juga fungsi – fungsi
lain. Motivasi dapat sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar
itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa
akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
2.5 Unsur – unsur yang mempengaruhi motivasi
belajar
2.5.1 Menurut Max Darsono menyatakan bahwa
unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi
belajar adalah sebagai berikut :
2.5.1.1
Cita-cita atau Aspirasi
Cita-cita
disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target
ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.
Yang
dimaksud dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah tujuan yang ditetapkan
dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang (W.S. Winkel, 1989:
96). Aspirasi ini dapat bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Siswa
yang mempunyai aspirasi positif adalah siswa yang menunjukkan hasratnya untuk
memperoleh keberhasilan. Sebaliknya siswa yang mempunyai aspirasi negatif
adalah siswa yang menunjukkan keinginan atau hasrat menghindari kegagalan.
Dalam beraspirasi siswa menentukan
target atau disebut juga taraf aspirasi, yaitu taraf kebersilan yang ditentukan
sendiri oleh siswa dan ia mengharapkan dapat mencapainya. Taraf aspirasi atau
taraf keberhasilan ini dapat dipakai sebagai ukuran untuk menentukaan apakah
siswa mencapai sukses atau tidak.
2.5.1.2
Kamampuan Belajar
Dalam
belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek
psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya
pikir, fantasi.
Orang
belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari. Pengamatan dilakukan
dengan mengfungsikan panca indera. Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas
tanggapan yang terekam dalam dirinya, dan makin mudah merepoduksi atau
mengingat apa yang mengolahnya dengan berpikir, sehingga memperoleh sesuatu
yang baru. Daya fantasi juga sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
Jadi siswa yang mempunyai kemampuan
belajar tinggi, biasanya lebih bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti
itu lebih sering memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat
motivasinya.
2.5.1.3
Kondisi Siswa
Siswa adalah makhluk hidup yang terdiri
dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar
disini berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi biasanya
guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan
gejalanya dari pada kondisi psikologisnya. Misalnya siswa yang kelihatan lesu,
mengantuk akibat begadang atau siswa yang dimarahi orang tuanya dan terbawa ke
sekolah akan mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.
2.5.1.4
Kondisi Lingkungan
Kondisi
lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa. Lingkungan
siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya, ada tiga, yaitu
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru harus berusaha mengelola
kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara
menarik, dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam balajar.
Lingkungan fisik sekolah, sarana dan
prasarana, perlu ditata dan dikelola, supaya menyenangkan dan membuat siswa
betah belajar. Kecuali kebutuhan siswa terhadap sarana dan prasarana, kebutuhan
emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian. Kebutuhan rasa aman
misalnya, sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kebutuhan berprestasi,
dihargai, diakui, merupakan contoh-contoh kebutuhan psikologis yang harus
terpenuhi, agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.
2.5.1.5
Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar
adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil,
kadang-kadang kuat, kadang22 kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.
Khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya keadaan emosional
siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga.
2.5.1.6
Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya
yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam
membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik
perhatian siswa, mengevaluasi belajar siswa.
Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan
dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka diharapkan upaya tersebut
dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar
mengajar, artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan
siswa tidak tertarik untuk belajar. Dengan kata lain motivasi belajar siswa
melemah atau hilang.
2.6 Prinsip-prinsip
Motivasi Belajar
Menurut Kenneth H Hoover (dalam Hamalik, 2009: 114),
mengemukakan bahwa prinsip-prinsip motivasi
belajar sebagai
berikut.
- Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai yang telah dilakukan.
- Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang perlu mendapat kepuasan. Kebutuhan-kebutuhan itu berwujud dalam bentuk yang berbeda-beda. Siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan dalam motivasi belajar.
- Motivasi yang bersumber dari dalam diri individu lebih efektif daripada motivasi yang berasal dari luar.
- Tingkah laku (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan penguatan (reinforcement). Penguatan perlu dilakukan pada setiap tingkat pengalaman belajar.
- Motivasi mudah menjalar kepada orang lain. Guru yang berminat dan antusias dapat mempengaruhi siswa, sehingga berminat dan antusias pula, yang pada gilirannya akan mendorong motivasi rekan-rekannya, terutama dalam kelas bersangkutan.
- Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi belajar. Apabila siswa telah menyadari tujuan belajar dan pembelajaran yang hendak dicapainya, maka perbuatan belajar kearah tujuan tersebut akan meningkat, karena daya dorongnya menjadi lebih besar.
- Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk melaksanakannya daripada tugas-tugas yang dipaksakan dari luar.
- Ganjaran yang berasal dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat belajar. Dorongan berupa pujian, penghargaan, oleh guru terhadap keberhasilan siswa dalam belajar dapat merangsang minat dan motivasi belajar yang lebih efektif.
- Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi adalah efektif untuk memelihara minat siswa. Strategi pembelajaran yang bervariasi dapat menciptakan suasana yang menantang dan menyenangkan bagi siswa, sehingga lebih mendorong motivasi belajar.
- Minat khusus yang dimiliki oleh siswa bermanfaat dalam belajar dan pembelajaran.
- Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat belajar bagi siswa yang tergolong pandai, karena adanya perbedaan tingkat kemampuan.
- Kecemasan dan frustasi yang lemah kadang-kadang dapat membantu siswa belajar menjadi lebih baik. Keadaan emosi yang lemah dapat mendorong perbuatan yang lebih energik.
- Kecemasan yang serius akan menyebabkan kesulitan belajar, dan mengganggu perbuatan belajar siswa karena perhatiannya terarah pada hal lain.
2.7 Upaya-upaya meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut :
Seperti diketahui, motivasi belajar siswa tidak sama
kuatnya. Pada siswa yang motivasinya bersifat intrinsik, kemauan belajarnya
lebih kuat dan tidak tergantung pada faktor di luar dirinya. Sebaliknya dengan
siswa yang motivasinya belajarnya bersifat ekstrinsik. Kemauan untuk belajar
sangat tergantung pada kondisi di luar dirinya. Namun demikan, di dalam
kenyataan, motivasi ekstrinsik inilah yang banyak terjadi, lebih-lebih pada
anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, upaya menimbulkan dan meningkatkan
motivasi belajar, khususnya oleh guru, merupakan suatu hal yang perlu dan
wajar.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan penerapan
prinsip-prinsip belajar.
2. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis
dalam belajar dan pembelajaran.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan
pengalaman atau kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa.
4. Mengembangkan cita-cita atau
aspirasi siswa.
1.
Mengoptimalkan penerapan
prinsip-prinsip belajar
Ada beberapa prinsip
yang terkait dalam proses belajar, misalnya perhatian siswa, keaktifan siswa,
keterlibatan langsung siswa, pengulangan belajar, materi pelajaran yang
merangsang dan menantang, pemberian balikan dan penguatan (reinforcement)
dan lain-lain.
Agar
motivasi belajar siswa meningkat, hendaknya guru berusaha menciptakan situasi
sedemikian rupa, sehingga perhatian, keterlibatan siswa dan lain-lain yang
termasuk prinsip belajar berfungsi secara optimal.
2.
Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis dalam belajar dan
pembelajaran
Yang dimaksud dengan unsur-unsur
dinamis dalam belajar ialah unsur-unsur yang keberadaannya dapat berubah-ubah,
dari tidak ada menjadi ada, dari keadaan melemah menjadi menguat. Termasuk
dalam unsur-unsur ini antara lain bahan mengajar dan upaya pengadaannya,
suasana belajar dan upaya pengembangannya, kondisi siswa dan upaya penyiapannya
dan penguatannya.
Guru
hendaknya berusaha mengorganisasikan materi pelajarn sehingga siswa mudah dan
senang mempelajarinya. Selain itu guru harus pula mempertimbangkan beberapa hal
dalam memilih materi pelajaran, antara lain tingkat kemampuan siswa, tingkat
perkembangan (usia) siswa, keterkaitannya dengan pengalaman siswa, kesesuaian
materi dengan minat atau lingkungan siswa.
3.
Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang
telah dimiliki oleh siswa
Siswa lebih senang mempelajari materi pelajaran yang baru,
apabila siswa mempunyai latar belakang pengalaman untuk mempelajari materi baru
tersebut. Oleh karena itu, guru pandai-pandai memilih contoh-contoh untuk
menjelaskan suatu konsep baru, contoh-contoh ini hendaknya banyak terdapat di
lingkungan siswa.
4.
Mengembangkan cita-cita atau aspirasi siswa
Setiap siswa mempunyai cita-cita untuk mencapai kesuksesan
dalam belajar, namun tidak semua siswa mencapai kesuksesan tersebut.
Kesuksesan biasanya dapat meningkatkan aspirasi dan kegagalan mengakibatkan
aspirasi rendah. Untuk meningkatkan aspirasi ini, hendaknya guru tidak
menjadikan siswa selalu gagal. Kegagalan yang berkepanjangan menyebabkan
perencanaan siswa tidak realistik dan siswa menjadi tidak bergairah untuk
mencapainya. Alangkah idealnya apabila siswa diberi kesempatan merumuskan
tujuan belajar yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga motivasi mereka untuk
mencapai tujuan itu lebih kuat
BAB III
HASIL OBSERVASI
Draft pertanyaan
MOTIVASI
BELAJAR
·
Menurut anda apakah
motivasi belajar itu secara umum ?
·
Dengan penjelasan yang
anda paparkan tentang motivasi belajar, apakah anda sudah menerapkan pada
sisiwa anda?
·
Menurut anda seperti
apakah faktor yang sangat mempengaruhi lemahnya motivasi belajar mereka
misalnya keluarga, lingkungan, teman bermain,atau datang dari guru dan pelajaran
yang ia sukai?
·
Faktor apakah yang
sangat berpengaruh diantara faktor yang disebutkan di atas?
·
Sebagai seorang
pendidik bagaimana anda menerapkan dan menyeimbangkan antara faktor-faktor
tersebut?
·
Kebanyakan terjadi
siswa tidak termotivasi belajar karena walaupun dia sebenarnya berhasil tapi
tidak terlalu diperhatikan, sehingga dia merasa tidak ada gunanya aku belajar
dan berbuat lebih dari temen2 toh aku juga tidak diperhatikan. Bagaimana
meneurut anda?
·
Terjadi juga siswa yang
memang tingkat IQ lebih rendah dari temen2 yang lain, maka dia putus asa untuk
berbuat lebih karena dia merasa gurunya akan lebih memperhatikan murid yang
pintar. Apa tindakan anda sebagai seorang guru sekaligus pendidik untuk untuk
menghindari hal seperti itu?
·
Siswa yang sudah
merasakan cinta cenderung berbeda motivasi mereka dengan yg belum merasakan,
karena dia menghadapi masalah baru dalam hidupnya, bagaimana anda
mempertahankan masalah tersebut?
·
Apakah yang akan anda
lakukan untuk memotivasinya apabila ada siswa yang putus asa karena dia tidak
mengerti dengan mata pelajarannya?
·
Bagaimana menurut anda
untuk lebih meningkatkan motivasi belajar?
·
Banyak orang yang tidak mau belajar karena mereka tidak suka
teori. Menurut mereka teori tidak penting, yang penting adalah praktek?
·
Apakasajakah yang sudah
sekolah ini terapkan dalam motivasi belajar siswa misalnya : Memberi angka,
hadiah, Kompetisi, Ego-involvement, Memberi Ulangan, Mengetahui Hasil,pujian
atau hukuman?
·
Ada tiga fungsi motivasi yang dikemukakan
oleh Syaiful Bahri, yaitu :
a)
Motivasi sebagai pendorong perbuatan
b)
Motivasi sebagai penggerak perbuatan
c)
Motivasi sebagai pengarah perbuatan
·
Selama anda menjadi
seorang pendidik apasajakah yang anda temukan kesulitan dalam memotivasi
belajar siswa contohnya seperti apa, dan apa upaya anda dalam masalah ini?
·
Dalam pembelajaran
memotivasi siswa dalam belajar,strategi seperti apa yang anda lakukan?
·
Apakah terdapat
hubungan antara materi pembelajaran sekolah dengan hasil belajar siswa?
·
Bagaimana peranan
sekolah dalam peningkatan motivasi belajar sisiwa?
·
Mengapa terjadi
motivasi belajar pada diri masing-masing orang. Lalu, bagaimana hubungan
motivasi dengan kondisi psikologis siswa?
·
Perananan pihak-pihak
yang terkait dalam peningkatan motivasi belajar?
·
Lingkungan sekolah yang
baik dalam memotivasi siswa ?
·
Tips-tips seperti apa
yang anda terapkan di sekolah ini?
·
Bagaimana anda bisa
membedakan siswa yang memang sangat butuh dimotivasi untuk belajar dan yang
tidak butuh, sedangkan di dalam kelas kemampuan mereka sama? Menerut beberapa
pendapat adanya motivasi belajar itu dalah sebagai berikut : Adanya kebutuhan
fisik, kebutuhan rasa aman, bebas dari rasa takut , adanya kebutuhan akan
kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain, bagaimana menurut
anda dengan pendapat tersebut?
Menurut hasil wawancara dari salah satu guru BK
kelas XI di SMAN 2 Batu, atas nama Nisfiati. Motivasi belajar merupakan suatu
dorongan. Baik dorongan internal maupun eksternal.di sekolah ini, pemberian
meteri tentang motivasi belajar sudah disampaikan sejak awal saat PSB
(Penerimaan Siswa Baru). Upaya untuk pemberian motivasi belajar pada siswa
diantaranya yaitu dengan cara mencanangkan atau menyarankan kepada para siswa
untuk membuat “jadwal diri”. Sehingga ketika ia sudah ada rencana untuk
dirinya, maka otomatis akan termotivasi dengan jadwal yang dibuatnya sendiri.selain
itu cara sekolah untuk memotivasi belajar siswa yaitu dengan cara, memberikan
reward kepada yang mendapatkan prestasi baik dari prestasi akademik maupun non
akademik.
Pada tahun 2008 / 2009 SMAN 2 Batu sempat merasa
gagala mendidik para siswa, karena kurang lebih 42 siswa tidak lulus. Bu
Nisfiati berpendapat “bahwa banyaknya siswa tidak lulus dikarenakan beberapa
faktor , terutama SDM (Sumber Daya Manusia) yang tergolong menengah.
Namun pada tahun selanjutnya, keadaan berangsur
membaik karena sekitar 98 % siswa lulus dengan nilai yang baik. Hal ini tidak
lain karena peran dari pihak BK yang setiap hari senin, memberikan bimbingan
kepada para siswa di setiap kelas. Selain itu peran dari pihak sekolah tidak
pernah lepas, misalnya diadakan bimbingan tambahan (Bimbingan Belajar) yang
wajib diikuti para siswa seusai sekolah, mengadakan Try Out, mendatangkan
seorang psikolog ke sekolah untuk memberikan bimbingan secara lebih Intern dan
sebagainya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi
mengacu kepada faktor dan proses yang mendorong seseorang untuk bereaksi dalam
berbagai situasi. Didalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan motif dan motivasi
itu dipelajari, termasuk dalam motivasi belajar. Oleh karena itu motivasi dapat
timbul tenggelam atau berubah, disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi.
Faktor faktor ini perlu diketahui, terutama oleh guru, agar dapat memelihara
dan memperkuat faktor yang meningkatkan motivasi belajar, dan menghindari
factor yang melemahkan motivasi belajar.
Sedangkan factor-faktor yang mendukung motivasi
belajar diantaranya factor internal contohnya : motivasi yang tumbuh dari dalam
diri sendiri dan eksternal contohnya : dari keluarga, lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut ada 3
fungsi motivasi,yaitu Mendorong manusia untuk berbuat, Menentukan arah perbuatan, dan Menyeleksi
perbuatan.
DAFTAR
PUSTAKA
A. M. Sardiman., Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Cet V. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994
Djamarah, Syaiful
Bahri., Psikologi Belajar. Cet I. Jakarta: Rineka Cipta. 2002

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
0 komentar:
Posting Komentar