Secara umum Ekologi
sebagai salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari interaksi atau hubungan
pengaruh mempengaruhi dan saling ketergantungan antara organisme dengan
lingkungannya baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan
makhluk hidup itu. Lingkungan
tersebut artinya segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yaitu
lingkungan biotik maupun abiotik. Beberapa ahli ekologi mendefinisikan Ekologi
sebagai berikut:
a. Odum (1983), Ekologi diartikan
sebagai totalitas atau pola hubungan antara makhluk dengan lingkungannya.
b. Kendeigh (1980), Ekologi sebagai kajian
tentang hewan dan tumbuhan dalam hubungannya antara satu makhluk dengan makhluk
hidup yang lain dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
c. Krebs (1972), Ekologi, merupakan ilmu
yang mempelajari interaksi-interaksi yang menentukan sebaran/agihan
(distribusi) dan kelimpahan organisme-organisme.
Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara
keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik
antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua
komponen yang ada di sekitarnya.
Di dalam
ekologi tumbuhan ada dua bidang kajian, yaitu Autekologi dan Sinekologi.
a. Autekologi,
yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara
individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh autekologi misalnya
mempelajari sejarah hidup suatu spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya
terhadap lingkungan. Jadi, jika kita mempelajari hubungan antara pohon Pinus
merkusii dengan lingkungannya, maka itu termasuk autekologi. Contoh lain
adalah mempelajari kemampuan adaptasi pohon merbau (Intsia palembanica)
di padang alang-alang, dan lain sebagainya.
b. Sinekologi,
yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu
kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu. Misalnya mempelajari
struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di
hutan payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan
wisata, suaka margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya.
Dari segi
autekologi, maka bisa dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap
hidup dan tumbuhnya suatu jenis pohon yang sifat kajiannya mendekati fisiologi
tumbuhan, dapat juga dipelajari pengaruh suatu faktor lingkungan terhadap hidup
dan tumbuhnya suatu jenis binatang liar atau margasatwa. Bahkan dalam
autekologi dapat dipelajari pola perilaku suatu jenis binatang liar, sifat
adaptasi suatu jenis binatang liar, maupun sifat adaptasi suatu jenis pohon.
Dari segi sinekologi, dapat dipelajari berbagai kelompok jenis tumbuhan sebagai
suatu komunitas, misalnya mempelajari pengaruh keadaan tempat tumbuh terhadap
komposisi dan struktur vegetasi, atau terhadap produksi hutan. Dalam ekosistem
bisa juga dipelajari pengaruh berbagai faktor ekologi terhadap kondisi
populasi, baik populasi tumbuhan maupun populasi binatang liar yang ada di
dalamnya. Akan tetapi pada prinsipnya dalam ekologi tumbuhan, kajian dari kedua
segi (autekologi dan sinekologi) itu sangat penting.
Ekologi
tumbuhan berusaha untuk menerangkan rahasia kehidupan pada tahapan individu,
populasi dan komunitas. Ketiga tingkat utama ini membentuk sistem ekologi yang
dikaji dalam ekologi tumbuhan. Masing-masing tingkatan adalah bersifat nyata,
tidak bersifat hipotetik seperti spesies, jadi dapat diukur dan diobservasi
struktur dan operasionalnya. Individu dan populasi tidak terpisah-pisah, mereka
membentuk asosiasi dan terorganisasi dalam pemanfaatan energi dan materi membentuk
suatu masyarakat atau komunitas dan berintegrasi dengan faktor lingkungan di
sekitarnya membentuk ekosistem.
Berdasarkan
tingkat integrasinya maka secara ilmu, kajian ekologi tumbuhan dapat dibagi
dalam dua pendekatan, yaitu sinekologi dan autekologi. Sinekologi, berdasarkan
falsafah dasar bahwa tumbuhan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang
dinamis. Masyarakat tumbuhan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu keluar masuknya
unsur-unsur tumbuhan dan turun naiknya berbagai variabel lingkungan hidup.
Dalam sinekologi komunitas tumbuhan atau vegetasi mempunyai perilaku sebagai
suatu organisma utuh. Vegetasi bisa lahir, tumbuh, matang dan akhirnya mati.
Dua bidang kajian utama dalam sinekologi adalah bidang kajian tentang
klasifikasi komunitas tumbuhan dan bidang kajian tentang analisis ekosistem.
Autekologi,
falsafah yang mendasarinya adalah dengan memandang tumbuhan sebagai ukuran yang
menggambarkan kondisi lingkungan sekitarnya. Clements menyatakan bahwa setiap
tumbuhan adalah alat pengukur bagi keadaan lingkungan hidup tempat ia tumbuh.
Dalam hal ini paling sedikit yang dimaksud dengan alam lingkungannya adalah
iklim dan tanah. Dari kajian ini lahir bidang kajian yang menilai bahwa
tumbuhan adalah sebagai indikator alam atau indikator lingkungan hidup. Bidang
kajian ini dikenal dengan ekologi fisiologi. Perbedaan dari kedua bidang kajian
ini adalah;
Sinekologi
|
Autekologi
|
§ Bersifat filosofis
|
§ Bersifat eksperimental
|
§ Deduktif
|
§ Induktif
|
§ Deskriptif (umumnya)
|
§ Kuantitatif
|
§ Sulit dengan pendekatan rancangan percobaan atau
eksperimental design
|
§ Dapat dilakukan berdasar rancangan percobaan atau
eksperimental design
|
Autekologi
memperhatikan kondisi dan tanggapan individu spesies tanaman dalam habitat
mereka. Selama evolusi, tumbuhan telah menempati setiap habitat terestrial
dengan kondisi mulai dari iklim tropis, es abadi, padang rumput, padang gurun
dan tempat dengan salinitas tinggi dimana kandungan nutrisinya yang sangat
rendah. Kondisi lingkungan yang berbeda ini mengharuskan tanaman untuk
beradaptasi.
Subyek dari
autekologi adalah hasil dari proses tersebut, yaitu untuk menemukan ciri yang
memungkinkan individu tanaman untuk berkembang di bawah kondisi tertentu.
Tanggapan yang mungkin terhadap lingkungan adalah reaksi biokimia sampai dengan
perubahan morfologi. Tanaman terdiri dari berbagai macam bentuk, dari tumbuhan
raksasa yang berusia ratusan tahun di hutan hujan tropis dengan siklus hidup
yang dimulai dari perkecambahan untuk pembentukan biji dalam hitungan abad,
sampai pada spesies tahunan di daerah kering yang membentuk biji hanya dalam
waktu beberapa hari. Ciri yang dimilki oleh tanaman untuk menanggapi keadaan
lingkungan adalah pada struktur dan fisiologi. Jadi autekologi adalah keseluruhan
ekologi tanaman, memperhatikan reaksi pada tingkatan organ individu (misalnya,
tunas, ukuran daun, kedalaman akar) atau hubungan antar organ (misalnya,
penyebaran materi antara pucuk dan akar, regulasi dari koordinasi akar dan
pucuk). Ekologi individu tanaman menyajikan hubungan antara stres fisiologi
dengan kondisi lingkungan.
Keseluruhan
ekologi tanaman dapat dibagi dalam beberapa cara. Individu tanaman akan
mengatur berbagai komponen dan menjaga keseimbangan mereka, antara lain:
§ Keseimbangan suhu, suhu yang diperlukan tidak
berlebihan
§ Keseimbangan air, kondisi aktif dimungkinkan jika sel
dalam kondisi air yang cukup
§ Keseimbangan nutrisi, pertumbuhan akan terjadi hanya
dengan adanya elemen esensial dalam nutrisi
§ Keseimbangan karbon, diperlukan untuk mensuplai organ
yang ada untuk pertumbuhan dan reproduksi.
Sinekologi
adalah tingkatan lebih besar dalam ekologi tanaman, perluasan populasi
berdasarkan perbanyakan dan persebaran. Sinekologi tidak melihat individu sevara
sendiri, melainkan perilaku populasi baik secara spasial maupun temporal,
terdiri dari pertumbuhan populasi, homeostasis. Umumnya, vegetasi alami terdiri
dari keanekaragaman spesies yang memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dalam
sinekologi, spektrum yang luas dari respon di tingkat selular dan seluruh
tanaman tergantikan oleh keanekaragaman yang besar pada spesies (350.000
spesies tanaman vaskular) yang menentukan komposisi proporsi yang berbeda pada
vegetasi permukaan bumi. Beberapa hal yang menjadi pokok bahasan dalam
sinekologi adalah:
§ Interaksi antara tanaman dan lingkungannya
§ Interaksi antara tanaman dengan hewan
§ Interaksi antar tanaman
Rujukan:
1. Hanum, Chairani. 2009. Ekologi Tanaman.
Medan: USU Press.
2. Irwanto. 2011. Ekologi
Hutan. (Online). (http://ekologi-hutan.blogspot.com/, diakses 17 Maret
2011)
3. Odum, EP. 1983. Basic Ecology. Sounders,
Philadelphia.
4. Schulze, Ernst
Detlef., Beck, Erwin., Hohenstein, Klaus Muller. 2002. Plant Ecology.
Heidelerg: Springer
5. Utomo, Budi.
2006. Hutan Sebagai Masyarakat Tumbuhan Hubungannya dengan Lingkungan.
Karya Ilmiah. Fakultas Pertanian. USU. Medan
6. http://e-course.usu.ac.id/content/biologi/ekologi/textbook.pdf

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.
0 komentar:
Posting Komentar